Sabtu, 10 Maret 2012

Pemerintah Musnahkan Ribuan Ayam Peliharaan di Bima


Mataram, SE
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan pihak terkait lainnya, memusnahkan sedikitnya 4.500 ekor ayam peliharaan di 10 kecamatan di Kabupaten Bima, terkait mewabahnya virus flu burung atau Avian Influenza.
“Sudah ada sediktnya 4.500 ekor ayam peliharaan yang dimusnahkan agar virus flu burung itu tidak makin meluas,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Syamsul H Dilaga, di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, indikasi penyebaran virus flu burung mencuat di Kabupaten Bima pada 28 Februari 2012 dan kini telah menyebar di 10 dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Bima. Kesepuluh kecamatan itu yakni Soromandi, Madapangga, Bolo, Woha, Belo, Donggo, Wawo, Sape, Langgudu dan Ambalawi.
Bahkan, sudah menyebar ke tiga kecamatan di Kota Bima yakni Kecamatan Rasanae Barat, Rasanae Timur, dan Kecamatan Asakota.
“Memang sudah positif flu burung, dari sekian banyak sampel darah yang diteliti dua diantaranya positif mengandung virus H5N1 (flu burung),” ujarnya.
Karena itu, kata Dilaga, Pemprov NTB telah mengirim tim teknis dan obat-obatan seperti tamiflu ke lokasi yang terjangkir virus flu burung itu.
Tim teknis Pemprov NTB dan tim teknis Pemerintah Kabupaten Bima dan Pemerintah Kota Bima, secara bersama-sama menanggulangi penyebaran virus flu burung itu.
“Ayam dan unggas peliharaan lainnya yang diduga terjangkit dimusnahkan, kandang dan benda lainnya yang dianggap tercemar juga dimusnahkan.
Bahkan, dikubur dalam tanah untuk memastikan aman dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Bagi ternak peliharaan yang masih sehat, kata Dilaga, diberi vaksinasi dan dijauhkan dari lokasi yang diduga terjangkit flu burung.
Dilaga berharap masyarakat pun ikut membantu memusnahkan ternak peliharaan yang terjangkit dan menjauhkan unggas peliharaan dari lokasi terjangkit.
“Sangat mungkin penyebaran virus flu burung di Bima itu, karena ada pasokan ayam peliharaan dari daerah lain di luar NTB yang luput dari pengawasan karantina hewan. Masyarakat datangkan ayam jago dari luar daerah, tetapi tidak melapor ke petugas sehingga tidak terdeteksi virus yang terbawa dalam ayam itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 pertama kali menyerang manusia di Hongkong pada tahun 1997 dan kini telah melanda berbagai negara di Asia termasuk Indonesia.
Khusus di wilayah NTB, kasus flu burung pada unggas ditemukan pertama kali pada bulan Juni 2004 sebanyak tiga kasus dan meningkat menjadi empat kasus di tahun 2005 dan enam kasus di tahun 2006 serta dua kasus di tahun 2007.
Meskipun belum ditemukan kasus flu burung pada manusia di wilayah NTB, namun pemerintah dan masyarakat mewaspadainya karena sudah ditemukan kasus flu burung pada manusia di Provinsi Bali sebagai tetangga terdekat.(Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar